Senin, 23 Februari 2015

Apa Yang Akan Tterjadi Jika OKSIGEN di Bumi Hilang Walau 5 Detik

Pernah bayangin gak, apa jadinya kalau bumi ini kehilangan oksigen selama 5 detik? Pasti ada yang beranggapan kalau efeknya paling cuma kayak waktu kita tahan nafas selama 5 detik aja, gak ada perubahan lainnya. Padahal, efek kalau bumi kita kehilangan oksigen walau cuma 5 detik aja tuh sangat besar dan sangat
mengerikan. Nih, ETC kasih beberapa efek kalau bumi kita kehilangan oksigen walau cuma 5 detik doank.
Semua orang akan terbakar matahari
Kok bisa? Tentu, kaena molekul oksigen di udara tuh melindungi kulit kita terhadap sinar UV. Itu artinya kalau oksigen gak ada, kulit kita bakal langsung kena sinar UV dan otomatis langsung kebakar. Ada oksigen aja kulit masih bisa kebakar atau jadi item gitu.

Siang hari langit akan gelap 
Karena gak ada oksigen atau partikel untuk membangkitkan cahaya. Sehingga langit akan terlihat hitam atau gelap.

Terpisahnya logam-logam yang di las 
Tanpa adanya oksigen, tentu saja logam atau besi yang di las akan terpisah. Karena oksigen adalah unsur penting untuk menyambungkan logam atau besi (red : pengikat).

Kerak bumi akan hancur 
Ini sangat mengerikan, dan itu akan terjadi kalau oksigen di bumi ini hilang. Karena oksigen mengisi sekitar 45% massa kerak bumi.

Telinga bagian dalam semua orang akan meledak 
Karena kita akan kehilangan sekitar 21% dari tekanan udara.

Semua bangunan yang terbuat dari beton akan menjadi debu 
Gak bisa dibayangkan kalau gedung-gedung pencakar langit akan runtuh karena betonnya menjadi debu. Itu karena oksigen merupakan pengikat penting dalam beton. Tanpa oksigen, beton-beton itu hanyalah debu.

Air berkurang atau bahkan hilang
 Air adalah 1/3 oksigen, tanpa itu hidrogen akan berubah menjadi bentuk gas dan memperluas volume. Lautan akan menguap dan mengucur ke ruang angkasa. Tanpa oksigen, hidrogen bebas mengapung ke troposfer atas dan akhirnya ke ruang angkasa.

Betapa sangat pentingnya oksigen buat kehidupan kita. Kehilangan oksigen cuma 5 detik aja udah bisa bikin bumi kita ini hancur. Sudahkah kalian mensyukuri nikmat yang udah Tuhan berikan kepada kita?

SYARAH HADIST ARBAIN AN NAWAWI

Mukadimah
Arba'un An Nawawiyah adalah sebuah kitab kecil yang berisi kumpulan hadits sebanyak empat puluh dua hadits yang disusun oleh seorang imam fiqih dan hadits, zahid, wira'i, dan pemberani yakni Imam An Nawawi Rahimahullah. Walaupun kitab ini bernama Arba'in (empat puluh) tetapi jumlah hadits yang terdapat di dalamnya adalah empat puluh dua hadits, bukan empat puluh.
Syaikh Muhammad bin Shalih 'Al Utsaimin Rahimahullah menjelaskan tentang kitab tersebut:
وقد ألف مؤلفات كثيرة من أحسنها هذا الكتاب: الأربعون النووية، وهي ليست أربعين،بل هي اثنان وأربعون، لكن العرب يحذفون الكسر في الأعداد فيقولون: أربعون. وإن زاد واحداً أو اثنين، أونقص واحداً أواثنين.
"Beliau (Imam An Nawawi) telah banyak menyusun karya tulis, yang terbaik di antaranya adalah kitab ini: Al Arba'un An Nawawiyah. Buku tersebut bukan empat puluh hadits (arba'in), tetapi empat puluh dua hadits (itsnan wa arba'un), namun orang Arab menghilangkan kasrah dalam bilangan, maka mereka menyebut: arba'un (empat puluh), walaupun ditambahkan satu atau dua, atau dikurangi satu atau dua." (Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin, Syarh Al Arba'in An Nawawiyah, Hal. 2. Mawqi' Ruh Al Islam) .
Sebelum Imam An Nawawi, sudah banyak para imam kaum muslimin menyusun kitab serupa seperti yang diceritakan oleh Imam An Nawawi sendiri dalam mukadimah kitab ini, mereka adalah Abdullah bin Mubarak, Muhammad bin Aslam Ath Thusi, Hasan bin Sufyan An Nasa'i, Abu Bakr Al Ajuri, Abu Bakar Muhammad bin Ibrahim Al Ashfahani, Daruquthni, Al Hakim, Abu Nu'aim, Abu Abdurrahman A Sulami, Abu Said Al Malini, Abu Utsman Ash Shabuni, Abdullah bin Muhammad Al Anshari, Al Baihaqi, dan ulama lain yang tak terhitung jumlahnya.
Besarnya perhatian para imam kaum muslimin terhadap upaya pengumpulan 'empat puluh hadits' ini karena didasari berbagai riwayat yang menunjukkan keutamaannya. Hanya saja, sebagaimana kata Imam An Nawawi sendiri, semua riwayat tersebut adalah dhaif (lemah) menurut kesepakatan ahli hadits. Imam An Nawawi mengatakan:
فقد روينا عن علي بن أبي طالب، وعبد الله بن مسعود، ومعاذ بن جبل، وأبي الدرداء، وابن عمر، وابن عباس، وأنس بن مالك، وأبي هريرة، وأبي سعيد الخدري رضي الله تعالى عنهم من طرق كثيرات بروايات متنوعات: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "من حفظ على أمتي أربعين حديثاً من أمر دينها بعثه الله يوم القيامة في زمرة الفقهاء والعلماء" وفي رواية: "بعثه الله فقيها عالما".
وفي رواية أبي الدرداء: "وكنت له يوم القيامة شافعا وشهيدا".وفي رواية ابن مسعود: قيل له: "ادخل من أي أبوب الجنة شئت" وفي رواية ابن عمر "كُتِب في زمرة العلماء وحشر في زمرة الشهداء". واتفق الحفاظ على أنه حديث ضعيف وإن كثرت طرقه.
"Kami telah meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas'ud, Mu'adz bin Jabal, Abu Ad Darda, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Abu Hurairah, dan Abu Sa'id Al Khudri Radhiallahu 'Anhum dari banyat jalan dan riwayat yang berbeda: bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa di antara umatku menghapal empat puluh hadits berupa perkara agamanya, maka Allah akan membangkitkannya pada hari kiamat bersama rombongan fuqaha dan ulama." Dalam riwayat lain: "Allah akan membangkitkannya sebagai seorang yang faqih (ahli fiqih) dan 'alim."
Dalam riwayat Abu Ad Darda: "Maka aku (nabi) pada hari kaimat nanti sebagai syafaat dan saksi baginya." Dalam riwayat Ibnu Mas'ud: "Dikatakan kepadanya: masuklah kau ke surga melalui pintu mana saja yang kamu kehendaki." Dalam riwayat Ibnu Umar: "Dia dicatat termasuk golongan ulama dan dikumpulkan pada golongan syuhada."
Para huffazh (ahli hadits) sepakat bahwa hadits-hadits ini dhaif walaupun diriwayatkan dari banyak jalan." (Imam Ibnu Daqiq Al 'Id, Muqadiimah Syarh Al Arbai'in an Nawawiyah, Hal. 16-17. Maktabah Al Misykat)
Hanya saja memang, jumhur (mayoritas) ulama – Imam An Nawawi mengatakan kesepakatan ulama- membolehkan menggunakan hadits dhaif (seperti hadits-hadits di atas) hanya untuk tema-tema fadhailul a'mal, targhib wat tarhib, dan hal-hal semisal demi mengalakan amal shalih dan kelembutan hati dan akhlak. Tetapi pembolehan ini pun bersyarat, yakni: tidak terlalu dhaif, tidak bertentangan dengan tabiat umum agama Islam, dan jangan menyandarkan atau memastikan dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ketika mengamalkannya. Mereka yang membolehkan di antaranya adalah Imam Ahmad, Imam Al Hakim, Imam Yahya Al Qaththan, Imam Abdurrahman bin Al Mahdi, Imam Sufyan Ats Tsauri, Imam An Nawawi, Imam As Suyuthi, Imam 'Izzuddin bin Abdissalam, Imam Ibnu Daqiq Al 'Id, dan lainnya.
Sedangkan yang menolak adalah Imam Al Bukhari, Imam Muslim, Imam Yahya bin Ma'in, Imam Ibnu Hazm, Imam Ibnul 'Arabi, Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, Syaikh Nashiruddin Al Albani dan lainnya dari kalangan hambaliyah kontemporer.
Khusus untuk Al Arba'un An Nawawiyahi ini, telah banyak ulama yang memberikan perhatian terhadapnya yakni dengan memberikan syarah (penjelasan) terhadap seluruh hadits yang ada di dalamnya, mereka adalah Imam Ibnu Daqiq Al 'Id, Al 'Allamah Ismail bin Muhammad Al Anshari, Al 'Allamah Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin, dan lainnya. Juga diantara ulama, ada yang mentakhrij dan mentahqiq (meneliti) kualitas validitas hadits-hadits dalam kitab ini, yakni Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani Rahimahullah. Hal ini lantaran betapa lengkapnya muatan dan tema yang dihimpun oleh Imam An Nawawi, yakni berupa dasar-dasar agama, hukum, ibadah, muamalah, dan akhlak. Sedangkan ulama lain, ada yang menyusun empat puluh hadits tentang persoalan tertentu saja, ada yang akhlak saja, atau jihad, atau adab, atau zuhud. Inilah letak keistimewaan kitab ini.
Boleh dikatakan, kitab ini -dan kitab Beliau lainnya yakni Riyadhus Shalihin- adalah kitab Beliau yang paling luas peredarannya dan paling besar perhatian umat Islam terhadapnya baik kalangan ulama, dosen, mahasiswa, dan orang umum. Ini merupakan petunjuk atas keikhlasan penulisnya sehingga Allah Ta'ala mengabadikan karya-karyanya di tengah manusia walau dirinya telah wafat berabad-abad lamanya.
Semoga kita semua bisa mengikuti jejak langkah para ulama rabbani dan mengambil banyak manfaat dari karya dan keteteladanan kehidupan mereka. Amin

Sabtu, 21 Februari 2015

KAJIAN KITAB HADIST ARBAIN



Karangpenang. Ikbas Online
Pengurus IKBAS Kecamatan Karangpenang secara rutin menyelenggarakan  kajian kitab Hadist Arbain di Masjid Jami' Pasar Karangpenang bersama: RKH. MUDATSTSIR BADRUDIN, Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyeppen Potoan Laok Palengaan Pamekasan.

Kegiatan yang digelar setiap Juma’at pertama saban bulan ini mengulas tentang kandungan kitab Hadist Arbain,  dalam rangka meneladani  kehidupan Rasulullah SAW.

Seperti tampak pada Jumat (20/02/2015)siang . Kajian kitab Hadist Arbain membahas tentang (iman kepada Allah ta’ala harus mendahului ketaatan. Amal saleh dapat menjaga keimanan. Iman dan amal saleh keduanya harus dilaksanakan. Istiqomah merupakan derajat yang tinggi. Keinginan yang kuat dari para sahabat dalam menjaga agamanya dan merawat keimanannya. Perintah untuk istiqomah dalam tauhid dan ikhlas beribadah hanya kepada Allah semata hingga mati).

Pengajian kitab ini dihadiri ratusan alumni dan simpatisan dari berbagai desa sekecamatan Kecamatan Karangpenang. (Fausi).