Selasa, 30 Juni 2015

Waktu Pelaksanaan Halal Bi Halal

Hasil keputusan Majelis Ta'sis (Pengasuh Pondok Pesantren Panyeppen) Pelaksanna Halal Bi Halal akan di dilaksanakan pada tanggal 11 syawwal 1436/ 27 Juli 2015, dengan beberapa alasan dan pertimbangan dari Majelis Ta'sis. @ fausi.

SUSUNAN PANITIA HALAL BI HALAL



PANITIA PELAKSANA
HALA BIHALAL SEKALIGUS PELANTIKAN PENGURUS MPW, MPC, LD NU, PENGURUS PENGAJIAN KITAB RIYADHUL JANNAH KARANGPENANG

STRUKTUR KEPANITIAN
Penasihat   :       
1.      Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyeppen (RKH. MUDATSTSIR BADRUDDIN & MAJELIS KELUARGA)
2.      Bpk. Camat Kecamatan Karangpenang ( SLAMET WAHYU RIADI, AP. MS.i)
3.  Majelis Taujih IKBAS MPW Karangpenang
Pelindung   :
1.  Kepala Desa Se Kecamatan Karangpenang
2.      Kapolsek Karangpenang ( IPDA SUKOCO)
3.  Danramil Karangpenang (PELTU JASULI)
     Steering Committe:
1.     LDNU MWC NU KARANGPENANG
2.     Pengurus Pengajian Kitab Riyadhul Jannah Karangpenang
Organizing Committe:
Ketua                    :        Utsman Syam, S. Sos.I
Sekretaris  :        Muhammad Juhri, S. Pd
Bedahara    :        Ach. Fausi, S.Pd.I

Seksi-Seksi Acara :

a. Acara:    
Koordinator               : Fauzan Zainuddin, S.Sos.I, M.Pd.I
Anggota                   : H.Hosli
   Moh. Idris,S.IP
  Abdullah, S. Hi
                                         Ansori, Amd. Kep
                                         Mudarris,S.Pd.I
                                         Su'odi,S.Hi

b. Dekorasi dan dekumentasi
Koordinator               : Mabrur
Anggota                   : Mukhlis, S.Hi
                                         Muhammad Hudiyanto,S.Pd
                                         Imam Bukhori Muslim, S.Hi
                                         Syafiuddin, S.Pd

c. Perlengkapan
    Koordinator             : Sodiq Amin
    Anggota                  : Syawwal
  Hodari
                                        Moh. Dahlan,S.Pd
                                        Hodari Alwi
                                         Zaini
                                         Mahrus Ali
                                         Zubaidi
                                         Muhlis
                                         Moh. Hurdi
                               H. Abd. Halim
                                     

d. Konsumsi
    Koordinator          : Su'odi,S.Hi
    Anggota               : Misra'e Sholeh
                                        Khoirul Umam
                                        Sahrul Khan
                                         Far’e, S.Hi

e. Penerima Tamu
  Koordinator               :  H. Nakibuddin
  Anggota                    :  Nawaki,S.Sos.I
                                         Romaji,M.Si
                                         Holis
                                         Misruji,M.Si
                                         Sihul Zainuddin
                            
                                        

f.  Keamanan
    Koordinator             :  Basrohil
    Anggota                  :  Mudi
                                     Miheri
   Jamaluddin
                                     Abd. Shofan
                                     Moh. Tohir Samsi,S.Pd
                                    
g. Humas
    Koordinator             : Abd. Bari AS
         Anggota                  : Nidun,S.Pd.I
                                        Holil, S.Hi
  Misbahul Munir, S.Hi
                                        Imam Wahyudi, S.Hi

IKBAS MPW KRP GELAR BUKA BERSAMA



KARANGPENANG, IKBASKARANGPENANG.COM - Keluarga besar  Majelis Pengurus Wilayah Karangpenang (IKBAS MPW KARANGPENANG)  menggelar buka puasa bersama di Rumah Bapak Muhammad Nidun Jl Raya Desa Gunungkesan Karangpenang Sampang , Senin (29/6/2015).
Dalam menggelar buka puasa bersama, Keluarga besar  Majelis Pengurus Wilayah Karangpenang (IKBAS MPW KARANGPENANG)  juga melakukan silaturahmi dengan sesama pengurus IKBAS MPW, dan juga Ketua MPC Kecamatan Karangpenang
Selain buka puasa bersama dan silaturahmi, ada juga Rapat Persiapan Pelaksanna Pelatntikan Pengurus
1.IKBAS MPW, MPC KECAMATAN KARANGPENANG
2. LDNU MWC NU KARANGPENANG
3. PENGURUS PENGAJIAN KITAB RIYADHUL JANNAH KARANGPENANG
yang dipimpin oleh ketua Majelis Tanfidz ( Bpk HOLIP RASYID, Ama.Pd) setelah buka bersama Shalat berjamaah yang diimami oleh (H. Munasik) dan diteruskan dengan injeksi rohani tentang pentengnya kebersamaan dan kekompakan Alumni PPMU Panyepen oleh Ketua Majelis Taujih ( Bpk BAHROWI KHOLIL, S,Ssos.I. @ibnu mhith.


      

Sabtu, 20 Juni 2015

Doa yang Membelah Langit

Doa adalah mukh (ubun-ubun/inti) ibadah. Doa adalah silah (senjata) orang Mukmin. Begitulah Nabi saw. menggambarkan doa, dan betapa pentingnya doa. Doa yang dipanjatkan dengan sungguh-sungguh, benar-benar dari dalam hati, merasuk ke dalam seluruh bagian tubuh, sehingga apa yang terbersik dan terucap sama, akan mengantarkan kenikmatan tersendiri bagi seorang hamba di hadapan Rabb-Nya.
Ketika doa dipanjatkan dengan khusyu’, diulang tiga kali, dilakukan pada waktu-waktu mustajab, seperti saat sujud, waktu di antara adzan dan iqamat, dua pertiga malam terakhir, di saat Allah turun ke langit bumi, maka doa itu akan diijabah oleh Allah SWT. Apalagi, jika dilakukan di tempat-tempat mustajab, seperti Raudhah, Rukun Yamani, Multazam, Hijr Ismail, dan sebagainya. Maka, apapun kesulitan seorang hamba, akan diberikan jalan keluar oleh Allah SWT. Apapun kondisinya, pasti Allah akan memberikan jalan keluar yang terbaik untuknya.
Karena itu, kehidupan Nabi saw. mulai dari bangun tidur hingga mau tidur lagi, berisi doa. Karena doa adalah senjata dan inti ibadah seorang hamba kepada-Nya. Ketika mengalami kesulitan yang luar biasa, ‘Ali meminta isteri tercintanya, Fatimah datang menghadap ayahandanya tuk meminta bantuan. “Itu pasti ketukan Fatimah. Tidak biasanya dia datang kepadaku saat seperti ini. Tolong bukakan pintu untuknya.” Kata Nabi kepada Ummu Aiman. Di hadapan ayahandanya, Fatimah berkeluh, “Ayah, makanan para malaikat ialah mengagungkan, menyusikan dan memuji Allah. Tetapi, makanan kami kan lain?”
Nabi dengan penuh kasih memandang iba putri tercintanya sembari bertutur, “Sunggu, sejak sebulan ini tungku rumah keluarga Muhammad juga tidak menyala. Tetapi, baru saja aku diberi seekor kambing betina. Kalau kamu mau, aku akan usahakan lima ekor untukmu. Atau, kamu aku ajari lima kalimat yang pernah diajarkan Jibril kepadaku?” Tutur Nabi saw. kepada Fatimah. “Ajarilah saja aku lima kalimat yang pernah diajarkan Jibril kepadamu.” Jawab Fatimah.
Nabi pun mengajarkan lima kalimat itu, “Bacalah selalu:
ياَ أَوَّلَ الأَوَّلِيْنَ وَيَا آخِرَ الأَخِرِيْنَ، يَا ذَا الْقُوَّةِ الْمَتِيْنِ، وَيَا رَاحِمَ الْمَسَاكِيْنَ، وَياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Ya Awwala al-awwalin wa ya Akhira al-akhirin ya Dza al-Quwwati al-matin, wa ya Rahima al-masakin, wa ya Arhama ar-rahimin.
“Wahai Dzat yang Maha Awwal, wahai Dzat yang Maha Akhir, wahai Dzat Pemilik kekuatan yang hebat, wahai Dzat yang Maha pengasih bagi orang-orang miskin, wahai Dzat yang Maha Pengasih..”
Fatimah pun pulang menemui suami tercintanya. Setiba di rumah, ‘Ali bertanya kepada isteri tercintanya itu, “Apa yang kamu bawa?” Jawab Fatimah, “Duniamu baru saja hilang, maka sekarang kubawakan untukmu akhirat.” Meski harus menahan lapar, ‘Ali pun menimpali ucapan isteri tercintanya itu dengan kata-kata indah, “Sungguh luar biasa hari-harimu, Fatimah.” [as-Suyuthi, Musnad Fathimah, hal. 7]
Iya, memang hanya doa yang diberikan Nabi saw. kepada putrinya. Tetapi, ketika doa itu dibaca, dipanjatkan dengan sepenuh jiwa dan raga, sembari menghadirkan “Dzat yang Maha Awwal, Dzat yang Maha Akhir, Dzat Pemilik kekuatan yang hebat, Dzat yang Maha pengasih bagi orang-orang miskin, dan Dzat yang Maha Pengasih..” maka doa yang dipanjatkan hamba-Nya itu pun sanggup membelah langit. Apa yang diminta pun tak kuasa ditahan oleh-Nya, kecuali pasti diberikan kepada hamba-Nya.
Lihatlah, bagaimana saat Nabi berdoa di malam Perang Badar. Setelah seluruh persiapan dilakukan, tinggal satu, mengharapkan pertolongan Allah SWT. Malam itu pun Nabi bersama sahabat melakukan shalat malam. Di belakangnya ada Abu Bakar as-Shiddiq. Doa yang dipanjatkannya pun tidak main-main:
اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ لا تُعْبَدْ فِي الأَرْضِ
Allahumma in tuhlika hadzihi al-‘ishabata la tu’bad fi al-ardhi
“Ya Allah, sekiranya Engkau binasakan kelompok yang tersisa ini (dalam Perang Badar), maka Engkau tidak akan disembah lagi di muka bumi.” [Dikeluarkan Ibn Mundzir, al-Ausath fi as-Sunan]
Doa ini dipanjatkan di tengah pekatnya malam, saat Allah turun ke langit bumi. Diulang-ulang Nabi, dengan khusyu’, sambil menangis hingga tubuh baginda yang mulia itu bergetar, sampai surbannya jatuh. Abu Bakar yang berada di belakang Nabi pun memungut surban itu, lalu bertutur kepada Nabi, “Cukup ya Rasul, cukup ya Rasul, Allah pasti telah mendengarkan doa Tuan.” Maka, lihatlah kemudian, Allah menurunkan 5000 pasukan malaikat-Nya untuk membantu Nabi saw.
Ketika Nabi dikepung pasukan koalisi, yang terdiri dari kaum Kafir Quraisy, Yahudi dan kabilah-kabilah lain, saat Perang Khandak, setelah seluruh persiapan dilakukan, dan rencana penjanjian dibatalkan, Nabi saw bermunajat kepada Allah di atas bukit. Tiga malam berturut-turut, Nabi saw. memanjatkan doa:
اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ سَرِيْعَ الْحِسَابِ، اللَّهُمَّ اهْزِمِ الأحْزَابَ، اللَّهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ
Allahumma ya Munzila al-kitab, Sari’a al-hisab, Allahumma ahzimh al-Ahzab, Allahumma ahzimhum wa zalzilhum..
“Ya Allah, Dzat yang Maha menurunkan Kitab (al-Qur’an), yang Maha Cepat perhitungan-Nya, ya Allah kalahkanlah pasukan koalisi (musuh), ya Allah kalahkanlah mereka, dan goncanglah mereka..” [Hr. Bukhari dan Muslim]
Doa-doa yang dipanjatkan di tengah malam ini, diulang-ulang, bahkan hingga tiga malam berturut-turut, dipanjatkan dengan khusyu’ dan sungguh-sungguh mengharap pertolongan Allah SWT, akhirnya doa itu pun sanggup membelah langit, dan Allah pun tak kuasa menahan, kecuali mengabulkan apa yang diminta. Allah pun memberikan pertolongan kepada hamba-Nya di saat genting seperti itu. Setelah doa itu dipanjatkan, Abu Sa’id al-Khudri menuturkan, “Allah SWT memukul musuh-musuh kami dengan angin. Allah pun mengalahkan mereka dengan angin.” [Hr. Ahmad dalam Musnad]
Begitulah Nabi mengajarkan doa, dan bagaimana kekuatan doa bagi hamba-hamba-Nya. Dalam kitab Tarikh Dimasyqa dituturkan, suatu ketika ada seorang yang tengah melintasi Jabal Lubnan, dihadang oleh begal. Begal itu pun menghunus pedang, siap membunuhnya. Sebelum begal itu membunuhnya, orang tadi meminta izin shalat 2 rakaat. Dia pun ingat firman Allah:
أَمَّنْ يُجِيْبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْءَ [سورة النمل: 62]
“Siapakah yang memperkenankan doa orang yang dalam kondisi terjepit, ketika dia berdoa kepada-Nya.” [Q.s. an-Naml: 62]
Ayat ini dibaca dengan khusyu’, diulang tiga kali. Begitu salam, begal itu pun sudah tewas. Di sana ada seorang lelaki tegap berdiri. Orang ini bertanya kepada lelaki itu, “Siapa Anda?” Dia menjawab, “Aku adalah malaikat penunggu gunung. Aku diutus Allah untuk menolongmu. Saat Engkau membaca ayat itu sekali, Allah terpanggil. Ketika Engkau baca yang kedua, Arsy-Nya pun bergetar. Ketika Engkau baca yang ketiga, maka Dia pun tak kuasa menahan, kecuali memenuhi permohonanmua.”
Begitulah, kekuatan doa. Maka, Nabi saw. tak pernah melupakan doa, baik berdoa sendiri maupun meminta didoakan. Ketika ‘Umar berangkat haji, Nabi saw. pun menyelipkan pesan, “Umar, jangan Engkau lupakan aku dalam doamu.” Subhanallah..
Semoga kita bisa mengisi hari, jam, menit dan tiap detik dalam kehidupan kita dengan doa. Dengannya, langit akan terbuka, dan Allah pun akan mengabulkan semua permintaan kita. Maka, doa pun menjadi ubun-ubun ibadah dan senjata kekuatan kita. Aamiin.

Agar Kita menjadi Telur

Sebuah pesan pendek dikirim istri saya. Tulis dia, “Allah selalu memberi apa yang kita butuhkan; bukan apa yang kita inginkan. Kita meminta kekuatan, justru Allah memberi kita kesulitan agar menjadi tegar. Ketika kita meminta kebijaksanaan, maka Allah memberi kita masalah untuk diselesaikan. Di saat kita meminta kekayaan, maka Tuhan memberi kita tenaga dan pikiran untuk bekerja.
[foto: galeritelur.com]Pesan ini mengingatkan saya pada kisah orang-orang sukses. Simaklah jalan hidup mereka. Sebelum mereka menggapai keberhasilan, rangkaian penderitaan hidup menimpa mereka. Soichiro Honda, misalnya. Keluarganya miskin, wajahnya tidak tampan, fisiknya lemah, dan ia sering jatuh sakit. Akibatnya, Soichiro kerap rendah diri di hadapan teman-teman sebayanya. Selama belajar, tak pernah ia duduk di kursi terdepan, dan selalu menjauh dari pandangan guru. Ia sering mendapat nilai jelek. Berbagai pekerjaan ia lakoni: dari petugas kebersihan hingga mengasuh bayi.
Ketika mulai berbisnis, dua kali pabriknya ludes terbakar. Tapi ia tak putus asa. Soichiro bangkit dari keterpurukan. Hasilnya: Honda menjadi salah satu raja otomotif di dunia, hingga kini.
Dalam hidup ini, kesulitan dan kesenangan ibarat sepasang mata uang yang akan datang silih berganti. Persoalannya, teramat banyak orang yang tak mampu lulus dari penderitaan. Ketika ada masalah sedikit, kita menjadi lemah, tak bersemangat dan putus asa. Padahal, boleh jadi itu adalah cara Allah untuk menjadikan kita kuat, tegar dan sukses.
Sayangnya, kerap kali kita tak menyadari itu. Kita ingin segala sesuatunya serba instan. Tak mau ada proses panjang untuk meraih kesuksesan. Tak mau ada kesulitan utnuk menggapai keberhasilan. Tak mau ada duri untuk melewati jalan kemenangan.
Saya menganalogikan ini dengan singkong dan telur. Perhatikan baik-baik kedua makanan itu setelah direbus di atas api dan di dalam air panas nan mendidih. Singkong, yang semula keras, menjadi empuk dan lembek setelah direbus. Sebaliknya dengan telur, menjadi keras atau padat setelah direbus.
Proses perebusan pada singkong dan telur sesungguhnya adalah ujian, cobaan, ataupun kesulitan hidup yang dialami manusia. Setelah selesai proses tersebut, hanya ada dua pilihan: menjadi lembek seperti singkong atau menjadi keras seperti telur. Orang-orang sukses adalah mereka yang memilih menjadi telur. Sedangkan orang-orang kalah adalah mereka yang memilih menjadi singkong
Karena itu, tak perlu khawatir dengan masalah yang datang bertubi-tubi. Itu hanya sebuah skenario dari Allah agar kita menjadi telur; bukan singkong.

Akhirat Negeri Kejutan

Ilustrasi.Akhirat adalah negeri kejutan. Banyak ucap yang diremehkan ternyata dosa mencelakakan. Banyak ‘amal dibanggakan ternyata sedebu berhamburan.
Akhirat adalah negeri kejutan. Banyak dosa yang menghantui ternyata paling diampuni. Banyak ‘amal ringan dan terlupakan ternyata penyelamatan.
Akhirat adalah negeri kejutan. Banyak kekasih yang dimesrai ternyata musuh bebuyutan. Banyak saudara yang tersisih ternyata setia mendoakan.
Akhirat adalah negeri kejutan. Yang tertabir dibuka, yang terkarunia ditanya, yang terlaku dihisab, yang terjadi diadili. Ke sanalah kita..

Di Negara Ini, Pemerintah Memaksa PNS Bersumpah Tak akan Puasa Ramadhan

sumber: acehonline.infoPemerintah China kembali memberangus kebebasan beragama umat muslim Xinjiang. Dalam Ramadhan tahun ini, Pegawai Negeri Sipil (PNS) Muslim di wilayah itu harus bersumpah dan membuat pernyataan tertulis tidak akan berpuasa.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (16/5), dalam beberapa hari terakhir situs pemerintah dan media corong Partai Komunis di Xinjiang telah mengeluarkan maklumat yang memerintahkan seluruh anggota partai, PNS, siswa dan guru tidak melakukan ibadah Ramadan.

Di wilayah Maralbexi, Xinjiang, salah satunya, PNS dan anggota partai harus bersumpah secara lisan dan tulisan berisikan jaminan “mereka tidak punya keyakinan, tidak akan menghadiri aktivitas keagamaan dan mendorong warga tidak berpuasa selama Ramadan.”
Di Jinghe yang berbatasan dengan Kazakhstan, petugas lembaga makanan Xinjiang pekan lalu mengatakan mereka akan “mendorong dan membimbing” restoran halal untuk tetap buka dan beroperasi normal selama Ramadan, seperti dikutip dari situs pemerintah.
“China meningkatkan larangan dan pengawasan menjelang Ramadan. Keyakinan suku Uighur dipolitisir dan tindakan China meningkatkan perlawanan,” kata Dilxat Raxit, juru bicara Uighur di pengasingan, Kongres Uighur Dunia, dalam pernyataannya.
Juru bicara pemerintah Xinjiang tidak mengangkat telepon Reuters untuk konfirmasi. Namun sebelumnya pemerintah membantah pengekangan, walau membenarkan PNS dan warga di bawah 18 tahun dilarang berpuasa dan berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan.
Ada sebanyak 20 juta warga Muslim di seantero China, sebagian di antaranya adalah Uighur, suku berbahasan Turkic di Xinjiang.
Larangan puasa di bulan Ramadhan bukan kali ini saja dilakukan Pemerintah China. Tahun-tahun sebelumnya, kebijakan serupa juga mereka terapkan. Hanya saja baru kali ini pemerintah China memaksa PNS bersumpah